A.
PENGERTIAN
FILSAFAT
1. Pengertian secara etimologi dan
terminologi
Falsafah atau filsafat secara etimologi menurut
Poedjawijatna dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa arab
yang juga diambil dan bahasa yunani yaitu philosophia. Dalam bahasa
yunani philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas kata philo
dan sophia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas yaitu ingin
selalu berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, shopia artinya
kebijakan.Sehingga arti harfiahnya adalah ilmu tentang kebijaksanaan ataupun
seseorang yang cinta kebijakan.
Secara terminologi pengertian filsafat sangat beragam,
diantaranya ialah:
a. Plato (427 SM-347 SM).
Ia merupakan seorang
filosof yunani. Ia mengatakan filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
b. Aristoteles (382 SM - 322 SM)
Filsafat adalah ilmu (
pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c. Al Farabi
Ia merupakan filosof
muslim terbesar sebelum Ibnu Sina. Menurutnya Filsafat adalah ilmu (
pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
d. Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Ia merupakan filosof
barat. Menurutnya filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1. Apakah yang dapat diketahui ?(jawabannya metafisika )
2. Apakah yang seharusnya diketahui? (jawabannya Etika )
3. Sampai dimanakah harapan kita ? (jawabannya Agama )
4. Apakah itu manusia ? (jawabannya Antropologi )
e. Poedjawijatna
Filsafat sebagai
sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
f. Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah
sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
g. Bertrand russel
Filsafat sebagai the
attempt to answer ultimate question critically.
h. Mulder
Filsafat sebagai
pemikiran teoritis tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan.
i.
William james
A collective name for
question which have not been answered to the satisvaction of all that have
asked them.[1]
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu filsafat merupakan ilmu pengetahuan
yang mencoba menjawab permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa dan merupakan hasil upaya manusia dengan menggunakan
akal.Objek yang dipelajari dalam filsafat diantaranya Tuhan, alam dan manusia.
2. Pengertian Filsafat Berkembang Dari Masa Ke Masa
Mula-mula filsafat diartikan sebagai the love of
wisdom atau love for wisdom.Pada fase ini filsafat berarti sifat seseorang
yang berusaha menjadi orang yang bijak atau sifat orang yang ingin atau cinta
pada kebijakan.
Pada fase ini filsafat juga berarti sebagai kerja
seseorang yang berusaha menjadi orang yang bijak.Jadi, yang pertama filsafat
sebagai sifat, dan yang kedua filsafat sebagai kerja.
Masih pada fase ini yaitu pada aristoteles, misalnya
pengertian filsafat sangat umum, luas sekali.Waktu itu segala usaha dalam
mencari kebenaran dinamakan filsafat, begitu pula hasil usaha
tersebut.Dikatakan luas sekali karena semua pengetahuan termasuk spesial
science, tercakup dalam filsafat.Akibatnya definisi dari Aristoteles tidak
dapat dipahami oleh pelajar pada zaman ini karena spesial science telah
memisahkan diri dari filsafat.
Definisi filsafat dalam kamus Runes mengatakan bahwa
filsafat adalah keterangan rasional tentang sesuatu yang merupakan prinsip umum
yang disana seluruh kenyataan dapat dijelaskan, telah membedakan pengetahuan
rasional dengan pengetahuan empiris.Pada fase pertama ini wisdom memang luas
sekali artinya sebagaimana dijelaskan dalam Encyclopedia of Philosophy
bahwa Homerus menyebut tukang kayu sebagai orang yang bijak.
Perkembangan selanjutnya memperlihatkan bahwa
pengertian filsafat mulai menyempit, yaitu lebih menekankan pada latihan
berpikir untuk memenuhi kesenangan intelektual. Definisi dari Bertrand russel
yang mengatakan bahwa filsafat sebagai the attempt to answer ultimate
question critically dapat digolongkan pada fase ini. Pada fase ini jelas
pengertian filsafat jauh lebih sempit dibandingkan pengertian filsafat pada
masa Aristoteles tadi.Tugas filsafat pada masa ini menurut definisi Russel itu
yaitu pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh sains.Definisi dari William
James berbeda dari definisi Russel.James mengatakan bahwa filsafat ialah kumpulan
pertanyaan yang belum pernah terjawab setelah memuaskan.
3. Pengertian Filsafat Sering Berbeda Antara Tokoh Yang Satu Dengan Yang Lain.
Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi
filsafat dan terakhir itu dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan
pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu
sendiri.Definisi James melihat konotasi filsafat pada pemikiran tentang sesuatu
yang tidak pernah terjawab oleh sains secara memuaskan.
Russel melihat konotasi filsafat pada sifat dan objek
filsafat.Sifatnya ialah usaha menjawab, objeknya ultimate question.
Keyakinan hidup seorang tokoh filsafat, juga keadaan ia beragama selalu
tersalurkan ke dalam kata-kata yang digunakannya untuk menjelaskan pengertian
filsafat. Pengertian filsafat yang dikemukakan oleh Phytagoras jelas
menunjukkan pandangan hidupnya.Ia mengutamakan sophia sebagai perenungan
tentang ketuhanan.
4. Kata Filsafat Digunakan Untuk Menunjuk Barbagai Objek Yang Berbeda.
Pertama, istilah filsafat digunakan sebagai nama
bidang pengetahuan, yaitu pengetahuan filsafat, suatu bidang pengetahuan yang
ingin mengetahui segala sesuatu secara mendalam.
Kedua, istilah filsafat digunakan untuk menamakan
hasil karya.Hasil karya yang mendalam dari Plato disebut filsafat Plato,
pengetahuan mendalam Ibn Rusyd disebut filsafat Ibn Rusyd begitu selanjutnya.
Ketiga, istilah filsafat telah digunakan juga untuk
menunjuk nama suatu keyakinan. Murder misalnya pernah mendefinisikan filsafat
sebagai sikap terhadap perjuangan hidup.
Keempat, istilah filsafat digunakan untuk memberi nama
suatu usaha untuk menemukan pengetahuan yang mendalami tentang sesuatu,
contohnya definisi dari Langeveld. Disini filsafat berarti berfilsafat.Runes
mengatakan bahwa mencari kebenaran serta kebenaran itu sendiri itulah filsafat.
Bila ia menjawab tentang sesuatu secara sistematis, radikal, universal, dan
bertanggung jawab, maka sistem pemikirannya serta kegiatannya disebut filsafat.
Kelima, yang paling dahulu kita kenal, istilah
filsafat digunakan untuk menamakan orang yang cinta pada kebijakan dan ia
berusaha mencapainya. Di sini perkataan “ia filosof” berarti ia pencinta dan
pencari kebijakn. Masih ada penggunaan kata filsafat selain itu. Dengarkanlah
orang berkata, ”Ah, kau itu berfilsafat”. Maksudnya ialah orang yang sok berbelit-belit
dalam menguraikan sesuatu.Perkataan berfilsafat disini dalam pengertian
negatif.
B.
YANG MENDORONG
LAHIRNYA FILSAFAT
Filsafat beasal dari suatu kebudayaan tentang pewarisan kisah-kisah dalam
bentuk dongeng takhayul yang diceritakan turun-temurun kepada masyarakat pada
suatu daerah, di mana sebiadapnya suatu daerah
pasti memiliki kisah, dan kisah kisah tersebut lama kelamaan berkembang
menjadi suatu kepercayaan yang diyakini memiliki kebenaran didalamnya yang mendorong masarakatnya untuk mencari
suatu kebenaran tersebut kisah-kiasah
yang diwariskan.
Orang-orang grik pada zaman dahulu memiliki banyak dongeng dan takhayul,
namun dari takhayul dan dongeng tersebut dapat dijadikan dasar untuk mencari
sebuah pengetahuan semata-mata hanya untuk dicari kebenarannya. ( Hatta, Alam fikiran Yunani 1966,1:1-3)
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mendorong
lahirnya filsafat menurut hatta adalah karena adanya kisah, dongeng, takhayul
yang senantiasa berkembang sehingga timbul filsafat, karena keinginan untuk
mengetahui kebenaran pada kcerita-cerita tersebut menjadi faktor pendorong yang
kuat dalam lahirnya filsafat.
Di kawasan barat di yakini filsafat bersal dari Yunani lahirnya filsafat di
Yunani berawal dari pencitraan orang-orang Yunani terhadap alam sekitarnya,
yaitu ketakjuban terhadap keindahan, rahasia yang terdapat pada alam semesta
kemudian dari ketakjuban tersebut timbul suat pertanyaan-pertanyaaan yang
mendorong mereka untuk mencari tahu tentang kebenarannya, dan ketika kebenaran
dari pertanyaan mereka telah terjawab maka akan timbul keinigin tahuan
berikutnya yaitu kebenaran tentang jawaban yang mereka peroleh. Dari situlah filsafat yang sederhana mulay dirancang secara
sistematis untuk dapt menemukan jawaban yang lebih baik.( Mulder, 1966:44-5)
Selain itu, kesadaran akan
pentingnya suatu pengetahuan juga berperan besar dalam lahirnya filosofi, itu
terbukti dari timbulnya bermacam pertanyaan-pertanyaan yang timbul akibat
adanya suatu permasalahan, namun pertanyaan-pertanyaan yang timbul bukan semata
hanya sekedar pertanyaan biasa yang mampu mudah di cari jawabanya dengan riset
dan sebagainya, misalkan gula itu rasanya manis, untuk membuktikannya tidak
perlu membuat suat u kajian yang mendalam cukup dengan hal sederhana untuk
mengetahuinya hanya perlu dengan mencicipinya saja.
Pertanyaan yang tergolong dalam
kajian filsafat memiliki tingkat kerumitan tinggi dan perlu adanya kajian
mendalam, misalnya pertanyaan tentang alam semesta seperti yang pernah di
utarakan oleh seorang filosof Thales, dia mengungkapkan sebuah pertanyaan yang
dapat membuat sains terdiam, yaitu “ apakah bahan dari alam? “ pertanyaan tersebut memerlukan kajian
mendalam untuk mencari jawabannya. Pertanyaan-pertanyaaan semacam itu
bermunculan di Yunani pada masa itu, dan
disebut sebagai era filosof sederhana.
Namun berbeda ketika era modern filosofi muncul
ketika orang-orang mesra sangsi pada suatu jawaban dari sebuah pertanyaan,
ataupun sebuah pernyataan. Apa itu sangsi ?sangsi itu satu tingkat dibawah
percaya dan satu tingkat diatas tak percaya. Bagi para filosof sangsi merupakan
sebuah ganjalan yang sangat menguras fikiran dan tenaga, kesangsian pada suatau
jawaban mampu membuat seseorang berfikir
sangat keras dan menimbulkan berbagai pertanyaan dan melahirkan filsafat.
C.
CARA
MEMPELAJARI FILSAFAT
Sangat
luasnya pembahasan mengenai filsafat, maka menjadi sukar pula orang
mempelajarinya, karena filsafat ialah buah pikaran filosof, dari mana hendak
dimulai dan bagaimana cara membahasnya agar orang yang mempelajarinya segera
mengetahui dan bisa memahaminya. Dalam sesi ketiga pembahasan filsafat ini saya
akan menunjukkan cara atau metode yang lazim digunakan dalam mempelajari
filsafat dan tanpa bermaksud untuk menggurui karena ulasan ini sangat penting
untuk kita pahami demi mempermudah kajian filsafat berikutnya.
Pertama
sekali perlu kiranya diketahui bahwa isi filsafat itu amat luas.Luasnya itu
disebabkan oleh pertama luasnya objek penelitian (Objek material) filsafat,
yaitu segala yang ada dan mungkin ada. Sebab lain ialah filsafat adalah cabang
pengetahuan yang tertua. Dan sebab ketiga adalah pendapat filosof tidak ada
yang tidak layak dipelajari, tidak ada filsafat yang ketinggalan zaman.
Ada tiga macam metode mempelajari filsafat antara lain
dengan cara mempelajari isi atau lapangan pembahasannya yg diatur
dalam bidang-bidang tertentu (metode sistematis), dengan mempelajari sejarah
perkembangan sejak dahulu kala hingga sekarang (metode historis) dan dengan
mempelajari isi dari filasafat itu secara intensif (metode kritis).
Dalam metode sistematis orang membahas langsung isi
persoalan ilmu filsafat itu dengan tidak mementingkan urutan jaman
perjuangannya masing-masing.Orang membagi persoalan ilmu filsafat itu dalam
bidang-bidang tertentu. Misalnya dalam bidang logika dipersoalkan mana yang
benar dan mana yang salah menurut pertimbangan akal, bagaimana cara berpikir
yang benar dan mana yang salah. Kemudian dalam bidang etika dipersoalkan
tentang manakah yang baik dan manakah yang buruk dalam perbuatan manusia yang
tidak membicarakan persoalan-persoalan logika atau metafisika. Dalam metode
sistematis ini para filsuf kita saling berkonfrontasi satu sama lain dalam
bidang-bidang tertentu. Misalnya dalam soal etika kita konfrontasikan saja
pendapat-pendapat filsuf jaman klasik (Plato dan Aristoteles) dengan pendapat
filsuf jaman pertengahan (Al-Farabi atau Thimas Aquinas) dan pendapat filsuf
jaman sekarang 'aufklarung' (Immanuel Kant dan lain-lain) dengan
pendapat-pendapat filsuf dewasa ini (Jaspers dan Marcel) dengan tidak usah
mempersoalkan aturan periodesasi masing-masing. Cara atau metode ini juga
digunakan dalam mengkaji soal-soal logika maupun metafisika dan lain-lain.
Dalam metode historis orang mempelajari perkembangan
aliran-aliran filsafat sejak dahulu kala hingga sekarang, yaitu mempelajari
filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Di sini
dikemukakan riwayat hidup tokoh-tokoh filsafat di segala masa, bagaimana
timbulnya aliran filsafatnya tentang logika, tentang metafisika, tentang etika
dan tentang keagamaan.Seperti juga pembicaraan tentang jaman purba dilakukan
secara berurutan (kronologis) menurut waktu masing-masing.Misalnya dimulai
dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok
ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat maupun dalam teori
nilai.Lantas dilanjutkan dengan membicarakan Anaximandros, misalnya, lalu
Socrates, lantas Kant, dan seterusnya sampai tokoh-tokoh
kontemporer.Mengenalkan tokoh memang perlu karena ajarannya biasanya berkaitan
erat dengan lingkungan, pendidikan, kepentingannya. Dalam menggunakan metode
historis dapat pula orang yang mempelajari menempuh cara lain, yaitu dengan
cara membagi babakan sejarah filsafat. Misalnya mula-mula depelajari filsafat
kuno (anchient filosophy).Ini biasanya sejak Thalessampai menjelang
plothinus, dibicarakan tokoh-tokohnya, ajaran masing-masing, cirri umum
filsafat periode itu.Kemudian para pelajar menghadapi filsafat Abad Pertengahan
(middle philosophy), lalu filsafat Abad Modern (modern philosophy).
Variasi cara mempelajari filsafat dengan cara metode historis cukup banyak.
Yang pokok, mempelajari filsafat dengan menggunakan metode historis berarti
mempelajari filsafat secara kronologis.Untuk pelajar pemula metode ini baik digunakan.
Dalam metode kritis orang mempelajari filsafat secara
intensif.Orang yang mempelajari haruslah sedikit banyak telah memiliki
pengetahuan filsafat.Pelajaran filsafat pada tingkat sekolah “pascasarjana”
sebaiknya menggunakan metode ini.Di sini pengajaran filsafat dapat mengambil
pendekatan sistematis ataupun historis.Langkah pertama ialah memahami isi
ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan kritiknya.Kritik itu mungkin dalam
bentuk menentang, dapat juga berupa dukungan terhadapa ajaran filsafat yang
sedang dipelajari.Ia mengkritik mungkin dengan menggunakan dengan pendapatnya
sendiri ataupun dengan menggunakan pendapat filosof lain.
D.
MACAM – MACAM
PENGETAHUAN
Manusia
di lahirkan dengan tanpa memiliki pengetahuan, hanya saja Tuhan menganugerahkan
akal pikiran dan panca indra kepada manusia. Dengan ini pula, manusia dapat
memperoleh pengetahuan. (Q. S Al Nahl: 78).Manusia
memiliki kemampuan berpikir dan mempunyai hasrat ingin tahu yang tinggi. Untuk
menjawab rasa ingin tahunya tersebut, lantas manusia akan mencari tahu dan akan
memperoleh pengetahuan. Pengetahuan
adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk
mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Pengetahuan manusia dibagi menjadi tiga bagaian yaitu :
1.
Pengetahuan
sains (scientific knowledge)
Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang logis dan didukung oleh
bukti empiris. Dalam bentuk yang telah baku, pengetahuan sains itu mempunyai
paradigma dan metode tertentu. Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang
akan mempengaruhinya dalam berpikir,
bersikap, dan bertingkah laku. Paradigmanya dapat disebut
dengan paradigma positif ( positivistic paradigm) dan metodenya disebut dengan
metode ilmiyah ( scientific method). Formula utama dalam pengetahuan sains
adalah bukti bahwa itu logis dan tunjukan bukti empirisnya.
2.
Pengetahuan
filsafat
Pengetahuan filsafat adalah sebuah kebenaran yang kebenarannya
hanya dipertanggung jawabkan secara logis, tidak empiris. Paradigmanya logis (
logical paradigm) dan metodenya pikir (method of reasons).
3.
Pengetahuan
mistik
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan
secara empiris dan tidak juga secara logis.Pengetahuan
ini diperoleh melalui rasa dan hati. Objek pengetahuan mistis ialah objek yang
abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib, Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin,
dll. Pada umumnya cara memperoleh pengetahuan mistis adalah latihan yang
disebut dengan riyadhah, dari sanalah manusia dapat memperoleh pencerahan dan
memperoleh pengetahuan.
Jadi
filsafat ialah sejenis pengetahuan yang diperoleh dengan cara berfikir logis
tentang objek yang abstrak logis. Salah satu ciri filsafat yang mudah dilihat
ialah kebenarannya hanya diukur dengan kelogisan argumennya, ia tidak dapat
diukur secara empiris.
PENGETAHUAN
MANUSIA
Macam Pengetahuan
|
Obyek
|
Paradigma
|
Metode
|
Ukuran
|
Sains
|
Empiris
|
Positivistis
|
Sains
|
Logis dan bukti empiris
|
Filsafat
|
Abstrak
Logis
|
Logis
|
Rasio
|
Logis
|
Mistik
|
Abstrak
Supralogis
|
Mistis
|
Latihan
|
Rasa
|
keterangan:
pengetahuan
sains : obyek empiris, paradima sains, metode sains, kebenarannya ditentukan
logis dan bukti empiris
pengetahuan
filsafat : oyek abstrak tetapi logis, paradigma logis, metode rasio, ukuran
kebenaran logis atau tidak logis
pengetahuan
mistik : obyek abstrak supralogis atau metarasional, paradigma mistis, metode
latihan riyadlah, ukuran kebenaran ditentukan oleh rasa, yakin,kadang-kadang
empiris.
E.
FAEDAH MEMPELAJARI FILSAFAT
Menurut
Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta,
maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni
adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi,
maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and
wisdom).
Sedangkan
menurut S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: “filsafat itu
dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi
maut”. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya
kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia
yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya
baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Berfilsafat
itu bererti mengatur hidupnya seinsaf - insafnya, senetral-netralnya dengan
perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang
sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran.Radhakrishnan dalam
bukunya “History of Philosophy” menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekadar
mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.
Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan
arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan
kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang
menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan ‘nation’, ras, dan keyakinan
keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. (Anonim.2011.http://greensdiary.wordpress.com/2011/08/06/filsafat-part-2/)
Dalam
artikelnya sunny menjelaskan kegunaan filsafat, antara lain :
1.
Filsafat menolong dan mendidik, membangun diri
kita sendiri: dengan berpikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari
kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita untuk
berpikir untuk hidup sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita
sendiri.
2.
Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian
untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang
yang hidup secara “dangkal” saja, tidak mudah melihat persoalan - persoalan,
apalagi melihat pemecahnya. Dalam filsafat kita dilatih melihat dulu apa yang
menjadi persoalan, dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya.
3.
Filsafat memberikan pandangan yang luas,
membendung “akuisme” dan “aku-sentrisme” (dalam segala hal hanya melihat dan
mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku).
4.
Filsafat merupakan latihan untuk berpikir
sendiri, hingga kita takhanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum,
percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis
menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri,
“berdiri-sendiri”,dengan cita-cita mencari kebenaran.
5.
Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk
hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan
dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
(Sunny. 2009. :// kuliahfilsafat. blogspot. com/ 2009/ 04/ kepentingan-
filsafat. Html)
Socrates
disangka gila oleh sebagian orang Athena. Pengadilan menyatakan ia merusak
pemuda, si gila yang merenung-renungkan sesuatu di atas awan dan mencari
rahasia di bawah bumi, sedangkan lubang di depan rumahnya pun ia tidak tahu.
Kalau begitu, apa ada faedahnya mempelajari filsafat?
Sekurang-kurangnya
ada empat macam faedah mempelajari filsafat:
1.
Agar terlatih berfikir serius
2.
Agar mampu memahami filsafat
3.
Agar mungkin menjadi filosof
4.
Agar menjadi warga negara yang baik.
Berfilsafat
ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan
pemikiran secara serius.Kemampuan berfikir serius diperlukan oleh orang biasa,
penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangu
dunia.Plato menghendaki kepala Negara seharusnya filosof. Kemampuan berfikir
serius itu, mendalam adalah salah satu cirinya, tidak akan dimiliki tanpa
melalui latihan. Belajar filsafat merupakan bentuk latihan untuk memperoleh
kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang
terdalam, menemukan sebab terakhir suatu penampakan.(Ahmad Tafsir, 2001:18)
KESIMPULAN
Berdasarkan
beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu filsafat
merupakan ilmu pengetahuan yang mencoba menjawab permasalahan yang tidak dapat
dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa dan merupakan hasil upaya manusia dengan
menggunakan akal. Objek yang dipelajari
dalam filsafat diantaranya Tuhan, alam dan manusia.
Faktor
yang mendorong lahirnya filsafat adalah karena adanya kisah, dongeng, takhayul
yang senantiasa berkembang sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dan lahirlah filsafat, karena keinginan untuk mengetahui kebenarandari jawaban pertanyaan pada cerita-cerita tersebut menjadi faktor pendorong yang kuat
dalam lahirnya filsafat.
Ada tiga macam metode
mempelajari filsafat antara lain dengan
cara mempelajari isi atau lapangan pembahasannya yg diatur dalam bidang-bidang
tertentu (metode sistematis), dengan mempelajari sejarah perkembangan sejak
dahulu kala hingga sekarang (metode historis) dan dengan mempelajari isi dari
filasafat itu secara intensif (metode kritis).
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya.Pengetahuan manusia dibagi menjadi tiga bagaian yaitu
Pengetahuan sains (scientific knowledge), Pengetahuan filsafat dan Pengetahuan
mistik.
Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran
tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius.Kemampuan
berfikir serius diperlukan oleh orang biasa, penting bagi orang-orang penting
yang memegang posisi penting dalam membangu dunia.Plato menghendaki kepala
Negara seharusnya filosof. Kemampuan berfikir serius itu, mendalam adalah salah
satu cirinya, tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar filsafat
merupakan bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara
serius, menemukan akar persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir suatu
penampakan.
Saya tertarik dengan dunia Filsafat.
BalasHapusSaya baru menemukan seorang Filsuf Sunda yang bernama Mandalajati Niskala & belum menemukan Filsuf Sunda lainnya. Coba saja klik di google: Mandalajati Niskala, banyak sulur buah fikiran yang mengagetkan.
Terima kasih.
Dyah Ratna P, Kawali.
SARAN SAYA JANGAN TERLALU SIBUK “BERARTIKULASI” TENTANG MACAM RAGAM FILSAFAT, TAPI SEBAIKNYA MEMBUAT KARYA FILSAFAT AGAR KITA MENJADI SEORANG FILSUF, YANG BERTANGGUNG JAWAB MENGHADIRKAN KEBENARAN ILMU SANG MAHA PENCIPTA, sebagai mana yang dilakukan oleh Filsuf Sunda Mandalajati Niskala, yang sebagian hipotesisnya sbb:
BalasHapus1) Menurut para akhli di seluruh Dunia bahwa GRAVITASI BUMI EFEK DARI ROTASI BUMI.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala SALAH BESAR, bahwa Gravitasi Bumi TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN ROTASI BUMI. Sekalipun bumi berhenti berputar Gravitasi Bumi tetap ada.
2) Bahkan kesalahan lainnya yaitu semua akhli sepakat bahwa panas di bagian Inti Matahari mencapai 15 Juta Derajat Celcius.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala panas Inti Matahari SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN”.
Beliau menambahkan:“KALAU TIDAK PERCAYA SILAKAN BUKTIKAN SENDIRI”.
3) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala sangat logis menjelaskan kepada banyak pihak bahwa MATAHARI ADALAH GUMPALAN BOLA AIR RAKSASA YANG BERADA PADA RUANG HAMPA BERTEKANAN MINUS, SEHINGGA DI BAGIAN SELURUH SISI BOLA AIR RAKSASA TERSEBUT IKATAN H2O PUTUS MENJADI GAS HIDROGEN DAN GAS OKSIGEN, YANG SERTA MERTA AKAN TERBAKAR DISAAT TERJADI PEMUTUSAN IKATAN TERSEBUT. Suhu kulit Matahari menjadi sangat panas karena Oksigen dan Hidrogen terbakar, tapi suhu Inti Matahari TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.
4) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala menegaskan: “CATAT YA SEMUA BINTANG TERBUAT DARI AIR DAN SUHU PANAS INTI BINTANG SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN. TITIK”.
5) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Gravitasi ditimbulkan oleh adanya massa pada suatu Zat.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala: “GAYA GRAVITASI BUKAN DITIMBULKAN OLEH ADANYA MASSA PADA SEBUAH ZAT ATAU BENDA”.
Mandalajati Niskala menambahkan: “Silahkan pada mikir & jangan terlalu doyan mengkonmsumsi buku2 Barat.
6) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala membuat pertanyaan di bawah ini cukup menantang bagi orang-orang yang mau berpikir:
a) BAGAIMANA TERJADINYA GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
b) BAGAIMANA MENGHILANGKAN GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
c) BAGAIMANA MEMBUAT GAYA GRAVITASI DI PLANET LAIN YG TIDAK MEMILIKI GAYA GRAVITASI?
7) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Matahari memiliki Gaya Gravitasi yang sangat besar.
Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala Matahari tidak memiliki Gaya Gravitasi tapi memiliki GAYA ANTI GRAVITASI.
8) Pernyataan yang paling menarik dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala yaitu:
“SEMUA ORANG TERMASUK PARA AKHLI DI SELURUH DUNIA TIDAK ADA YANG TAHU JUMLAH BINTANG & JUMLAH GALAKSI DI JAGAT RAYA, MAKA AKU BERI TAHU, SBB:
a) Jumlah Bintang di Alam Semesta adalah 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000
b) Jumlah Galaksi di Alam Semesta adalah 80.000.000.000.000
c) Jumlah Bintang di setiap Galaksi adalah sekitar 13.000.000.000.000
9) Dll produk Filsafat seluruh cabang ilmu dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala YANG SIAP MENCENGANGKAN DUNIA.
Selamat berfilsafat
@Sandi Kaladia