Sabtu, 16 November 2013

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan



 A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.

Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.

Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak secara generatif. Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan terbentuknya bunga

 B. PERTUMBUHAN PADA TUMBUHAN
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan. Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.  
 
PERTUMBUHAN PRIMER DAN SEKUNDER
Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup.
1. Proses pertumbuhan primer meliputi:
  • Pembelahan sel, terjadi pada daerah titik tumbuh akar dan batang serta pada jaringan kambium.
  • Pemanjangan sel, terjadi pada meristem primer yang mengalami pembelahan secara apikal sehingga mengakibatkan batang dan akar bertambah panjang.
  • Differensiasi sel, meristem di ujung batang membentuk daun muda menyelubungi bagian ujung membentuk tunas kuncup. 
2. Proses pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan ini disebabkan oleh aktifitas jaringan kambium yang meliputi:
  • kambium gabus (felogen), ke luar membentuk felem dan ke dalam membentuk feloderm.
  • kambium fasis, membentuk xylem dan floem sekunder.
  • kambium interfasis, membentuk jari-jari empulur. 

 C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN
a. FAKTOR LUAR
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
1. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.
2. Cahaya
 Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi. 
Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari. Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga. Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu:
  • Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia, aster, dan krisatinum.
  • Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada, gandum, dan kentang.
  • Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.
3. Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.
4. Kelembaban atau kadar air
 Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
  
b. FAKTOR DALAM
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan. Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:
1. Auksin
 Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama, sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang, dominansi apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh membelok ke arah datangnya sinar. 
2. Giberelin
Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang), juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa biji (partenokarpi).
3. Sitokinin
Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia jaringan.
4. Asam Absisat (= dormin)
Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan biji-biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun, merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi (menghambat perkecambahan biji).
5. Gas etilen
Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah. Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan masam, menjadi empuk dan berasa manis. Pada sayuran, gas etilen dapat merubah warna dari hijau menjadi kuning. 
6. Kalin
Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh. Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
  • Kaulokalin : merangsang pembentukan batang
  • Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin)
  • Filokalin : merangsang pembentukan daun
  • Antokalin : merangsang pembentukan bunga 
7. Asam traumalin
Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
  

Kamis, 24 Oktober 2013

PENELITIAN FISIOLOGI TUMBUHAN PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GULA, VETCIN dan AIR TAJIN terhadap PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)


PENELITIAN FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GULA, VETCIN dan AIR TAJIN terhadap PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT
(Solanum lycopersicum)






Oleh :
1.      Cucu sugiarti
2.      Damu’in
3.      Endah Nurohmah
4.      Nina Duniati
5.      Rika Anita
KELOMPOK 5
T.  IPA- Biologi C/ 6


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI
CIREBON
2013



PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GULA, VETCIN dan AIR TAJIN terhadap PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)

I.          TUJUAN
1.   Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat.
2.   Mengetahui larutan mana yang efektif untuk pertumbuhan tanaman tomat diantara larutan gula, vetcin dan air tajin.

II.       DASAR TEORI
Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya.Rendahnya produksi tomat di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien. Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang belum optimal serta pola tanam yang belum tepat.
Teknik penyiapan benih tomat
1.      Pilih buah tomat dari tanaman tomat yang petumbuhannya dan produksinya yang bermutu baik.
2.      Buat setelah dipetik dibiarkan sampai merekah dan berair (2 - 3 hari).
3.      Biji-biji diambil setelah buah tomat merekah dan cucilah dengan air bersih, kemudian dikeringkan sehingga kadar airnya paling tinggi 12%.
4.      Biji-biji tomat yang telah dikeringkan dapat langsung disemaikan atau disimpan terlebih dahulu dalam wadah, misalnya kaleng atau botol kering sambil menunggu saatnya untuk disemaikan.
a. Air Vetsin
Asam glutamate atau Monosodium Glutamat (MSG) adalah garam mono Na dari asam glutamat yang disebut accent. Bahan utama pembuatan MSG adalah asam glutamate dan Natrium Karbonat. Asam Glutamat diperoleh dari proses fermentasi dari cairan tetes tebu, yang merupakan hasil samping dari pabrik gula atau dapat dihasilkan secara langsung dari fermentasi karbohidrat dengan enzim Micrococus glutamaticus (Shreve, 1977). Natrium karbonat merupakan basa yang banyak digunakan dalam industri-industri kimia, misalnya kertas, sabun, gelas, dll (Siswono Oetoyo, 1984). Senyawa ini larut dalam air. Kandungan kimia ini berperan dalam menyuburkan tanaman. Tanpa natrium, tanaman dalam pertumbuhannya tidak dapat meningkatkan kandungan air pada jaringan daun. Selain mengandung natrium, MSG juga mengandung asam amino. Guna asam amino buat tumbuhan adalah membantu pertumbuhan tumbuhan pada waktu muda (tunas) untuk merangsang berdaun lebih banyak, selain itu memberikan daya tahan yang lebih terhadap hama dan penyakit. Selain asam amino, MSG juga mengandung sedikit unsur ion hidrogen, yang bila terkena atau tercampur oleh air akan menghasilkan gas yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan batang, lebih efektif lagi untuk tanaman buah.
b. Air Beras (tajin)
Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan, selulosa, hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya. Protein adalah komponen kedua terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Selain itu,air bekas cucian beras juga mengandung vitamin B1. Vitamin B1 yang terkandung dalam air bekas cucian beras memiliki peranan di dalam metabolisme dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energy untuk menggerakkan aktivitas di dalam tanaman. Sehingga dengan demikian, tanaman yang megalami stres karena kondisi bare root (pengiriman tanpa media) ataupun dikarenakan pemindahan tanaman ke media baru, segera melakukan aktifitas metabolisme untuk beradaptasi dengan lingkungan ataupun media yang baru. Untuk tanaman yg sudah sehatpun akan menjadi lebih tidak mudah stres. Vitamin B1 juga berfungsi agar tanaman tidak mudah layu, yaitu memaksimalkan penyerapan nutrisi di dalam tanah dengan kandungan vitamin B1 di dalam air bekas cucian beras tersebut.
c. Air Gula
Pengaruh gula terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman, seringkali dikaitkan dengan metabolisme gula. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa gula dapat berperan sebagai isyarat pengatur yang mengontrol ekspresi beberapa gen yang terlibat dalam berbagai proses siklus hidup tumbuhan. Heksokinase (hexokinase, HXK), merupakan salah satu enzim yang terlibat dalam proses ini (sebagai sensor dan isyarat); bahkan disinyalir dapat berfungsi ganda; baik sebagai katalis maupun berperan dalam fungsi regulasi. Meskipun bukti-bukti lebih lanjut masih diperlukan untuk dapat menjelaskan bagaimana fungsi HXK sebagai sensor gula, telah dibuktikan bahwa fungsi pengisyaratan HXK ini tidak dapat digabungkan dengan fungsinya dalam metabolisme.
 Gula terlibat dalam kontrol pertumbuhan dan penuaan tanaman. Contohnya pada over- atau under-ekspresi tanaman tembakau, tomat, atau wortel transgenic dapat mengubah metabolisme sukrosa, tunas, bentuk daun dan penuaan. Namun belum jelas bagaimana peran HXK terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman hingga fase benih. Oleh karenanya, maka penelitian biasanya dilakukan dengan pendekatan secara fisiologi dan molecular.
Beberapa studi sudah mengunkap adanya peran Arabidopsis thaliana hexokinases (AtHXK1 dan AtHXK2) dalam menekan kerja gen fotosintesis dan awal perkembangan benih. Namun masih belum jelas, bagaimana HXK dapat mengatur ekspresi dari beragam gen pengatur gula. Berdasarkan hasil analisis ekspresi gen pada tanaman transgenik-HXK (tanaman yang ditransfer dengan gen HXK), dinyatakan bahwa ada tiga jalur signal transduksi glukosa terpisah, yakni:
1.      AtHXK1dependent (ekspresi gen berkaitan dengan AtHXK1-fungsi signal mediasi).
2.      Glikolisis-dependent (dipengaruhi aktivitas katalis --AtHXK1 dan YHXK2 heterolog--).
3.      AtHXK1independent (ekspresi gen tidak tergantung kepada AtHXK1)
Penelitian lebih lanjut terhadap Arabidopsis transgenic HXK, mengungkap adanya peran dari HXK dalam glukosa –tergantung pertumbuhan dan umur. Tidak tersedianya glukosa (dari luar), menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (pada benih, hanya sampai pada tahap perkembangan daun saja setelah tiga minggu dikultur dengan medium MS). Namun, keberadaan glukosa pada tanaman transgenic over-ekspresi Arabidopsis atau yeast HXK justru menghambat pertumbuhan dan perkembangan daun, sedangkan pada transgenic under-ekspresi AtHXK1 menghambat proses penuaan. Penelitian ini mengungkap adanya jalur transduksi ganda yang mengontrol beberapa gen dan proses-prosesnya yang berkaitan erat dengan tahapan perkembangan dan kondisi lingkungan.

III.     HIPOTESIS
Ha.Larutan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Ho.Larutan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

IV.     ALAT DAN BAHAN
a. Alat-alat yang digunakan :
·            7 buah Polybag ukuran sedang
·            Sendok semen untuk mengambil tanah
·            Gunting
·            Plastik
·            pengaduk
·            sendok
·            botol
·            Benang untuk mengukur diameter
·            Penggaris
·            Alat tulis
·            Label

b. Bahan :
·            Tanah subur
·            Pupuk organik
·            Biji tomat
·            Air biasa
·            Air vetcin
·            Air cucian beras
·            Air Gula

V.       PROSEDUR KERJA
1.         Memilih buah tomat yang matang dan berkualitas baik.
2.         Mengambil biji tomat dan mejemur sampai kering selama 2 hari
3.         Memilih biji tomat yang unggul dengan cara direndam selama 10 menit
4.         Menyiapkan tujuh buah polybag berukuran sedang
5.         Mencampur tanah dengan pupuk organik dengan perbandingan 3:1
6.         Memasukkan tanah yang sudah dicampur pupuk ke dalam polybag
7.         Membuat larutan vetcin 2,7 gram dengan air 200 ml
8.         Membuat larutan vetcin 5,4 gram dengan air 200 ml
9.         Membuat larutan gula, 1 sendok makan dengan air 200 ml
10.     Membuat larutan gula, 2 sendok makan dengan air 200 ml
11.     Membuat larutan air tajin encer dan pekat masing-masing 200 ml
12.     Menyimpan 200 ml air biasa sebagai kontrol
13.     Memberi label pada masing-masing polybag dan larutan
14.     Menanam biji tomat masing-masing 5 buah ke dalam polibag
15.     Menyiram masing-masing polybag dengan air atau larutan sebanyak 3 tutup botol.
16.     Mengamati pertumbuhan tanaman tomat selama ±  3 bulan
17.     Mencatat hasil pengamatan







VI.     TABEL PENGAMATAN
No
Tanggal
Ket.
Perlakuan terhadap tomat



Vetcin
Gula
Tajin
Kontrol
1
10-03-2013
T
-
-
-
-


D
-
-
-
-


JD
-
-
-
-


Wd
-
-
-
-


Bg
-
-
-
-


Bu
-
-
-
-
2
17-03-2013
T
5,5 cm
4,5 cm
5,5 cm
5 cm


D
1,5 cm
2 cm
1,8 cm
1,5 cm


JD
4
2
4
4


WD
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau


Bg
-           
-           
-           
-           


Bu
-           
-           
-           
-           
3
24-03-2013
T
8 cm
7 cm
8,5 cm
9 cm


D
2 cm
2 cm
2,5 cm
2 cm


JD
4
3
4
4


WD
Hijau
Hijau pucat
Hijau segar
Hijau


Bg
-           
-           
-           
-           


Bu
-           
-           
-           
-           
4
31-03-2013
T
11 cm
8 cm
10 cm
11 cm


JD
5
4
4
7


WD
Hijau tua segar
Kuning bercampur hijau
Hijau muda
Hijau


Bg
-           
-           
-           
-           


Bu
-           
-           
-           
-           
5
07-04-2013
T
-
8,5 cm
13,5 cm
11 cm


JD
-
5
6
-


WD
-
Hijau muda
Hijau tua
-


Bg

-           
-           
-           


Bu
-
-           
-           
-           
6
14-04-2013
T
-
16 cm
-
-


JD
-
7
-
-


WD
-
Hijau muda
-
-


Bg
-
-
-
-


Bu
-
-
-
-
7
21-04-2013
T
-
20 cm
-
-


JD
-
9
-
-


WD
-
Hijau tua
-
-


Bg
-
-
-
-


Bu
-
-
-
-
8
28-04-2013
T
-
24 cm
-
-


JD

11
-
-


WD
-
Hijau tua
-
-


Bg

-
-
-


Bu
-
-
-
-
9
05-05-2013
T
-
28 cm
-
-


JD
-
13
-



WD
-
Hijau tua
-
-


Bg
-
-
-



Bu
-
-
-
-
10
12-05-2013
T
-
30 cm
-



JD
-
16
-
-


WD
-
Hijau tua
-
-


Bg
-
3
-
-


Bu
-
-
-
-









Grafik pertumbuhan tinggi batang
VII.          PEMBAHASAN
   Penelitian yang telah dilakukan yaitu mengenai pengaruh pemberian larutan vetcin, gula, dan tajin terhadap pertumbuhan tanaman tomat Solanum lycopersicum. penelitian ini dilakukan selama 10 minggu, dimulai dari hari minggu pada tanggal 10 Maret 2013 sampai 12 Mei 2013. Penelitian ini dilatr belakangi adanya fenomena yang berkembang di masyarakat, khususnya dikalangan ibu rumah tangga yang gemar bercocok tanam dan menghias pekarangan rumahnya dengan tanaman buah seperti cabai dan tomat sebagai bumbu pelengkap masakan. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh subur dengan pemberian vetcin. selain itu berdasarkan referensi yang diperoleh tanaman tomat juga dapat tumbuh baik dengan pemberian tajin dan larutan gula. Oleh sebab itu, penelitian dilakukan untuk membandingkan dari ketiga jenis larutan tersebut mana yang lebih baik dan efektif  bagi pertumbuhan tomat.
Media yang digunakan yaitu dari campuran tanah, pupuk organik dan sekam dengan perbandingan 1:2:3 secara berturut-turut. Dibuat menjadi empat polybag yang mana terdiri dari tanaman kontrol (tanpa perlakuan), tanaman yang diberi perlakuan larutan vetcin, gula dan tajin. Sebelumnya telah disiapkan benih terlebih dahulu, benih yang digunakan  diperoleh dari buah tomat yang sudah matang sempurna. Untuk pemilihan benih yang baik itu dilakukan perendaman biji, biji yang terpilih jika berada didasar air atau yang tenggelam. Penanaman biji pada masing-masing polybag sebanyak sepuluh biji. Setelah penanaman selesai pada hari berikutnya barulah perlakuan larutan disiramkan. Pemberian masing-masing larutan perharinya sebanyak dua kali yaitu pagi dan sore. Pengukuran yang dilakukan yaitu setiap satu minggu sekali.
Adapun hasil pengukuran pada minggu pertama diperoleh data dari tanaman yang diberi perlakuan vetcin dengan tinggi 5.5 cm, lebar daun 1.5 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau. Dari tanaman yang diberi perlakuan gula dengan tinggi 4 cm, lebar daun  2 cm, jumlah daun 2 dan warna daun hijau. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan tinggi 5.5 cm, lebar daun  1.8 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau. Dan untuk mengetahui perbandingan dengan tanaman yang tanpa diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 5 cm, lebar daun  1.5 cm, jumlah daun 4  dan warna daun hijau.
Pengukuran minggu kedua diperoleh data dari tanaman yang diberi perlakuan vetcin dengan tinggi 8 cm, lebar daun 2 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau. Dari tanaman yang diberi perlakuan gula dengan tinggi 7 cm, lebar daun  2 cm, jumlah daun 3 dan warna daun hijau pucat. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan tinggi 8.5 cm, lebar daun  2.5 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau. Dan untuk mengetahui perbandingan dengan tanaman yang tanpa diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 9 cm, lebar daun  2 cm, jumlah daun 4  dan warna daun hijau.
Pengukuran minggu ketiga diperoleh data dari tanaman yang diberi perlakuan vetcin dengan tinggi 11 cm,  jumlah daun 5 dan warna daun hijau tua segar. Dari tanaman yang diberi perlakuan gula dengan tinggi 8 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau bercampur kuning. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan tinggi 10 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau muda. Dan untuk mengetahui perbandingan dengan tanaman yang tanpa diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 11 cm, jumlah daun 7 dan warna daun hijau.
Pengukuran minggu keempat tidak diperoleh data dari tanaman yang diberi perlakuan vetcin, karena tanaman telah mati terserang hama. Dari tanaman yang diberi perlakuan gula dengan tinggi 8.5 cm, jumlah daun 5 dan warna daun hijau bercampur kuning. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan tinggi 13.5 cm, jumlah daun 6 dan warna daun hijau tua. Dan untuk mengetahui perbandingan dengan tanaman yang tanpa diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 11 cm.
Pengukuran minggu kelima sampai minggu ke sepuluh tidak diperoleh data dari tanaman yang diberi perlakuan vetcin, tajin, dan kontrol karena tanaman telah mati terserang hama. Adapun hama yang menyerang yaitu ayam, dan burung. Dari tanaman yang diberi perlakuan gula sampai akhir minggu penelitian diperoleh data dengan tinggi tanaman 30 cm, jumlah daun 16,  warna daun hijau tua dan sedang dalam keadaan  berbunga.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, tanaman yang bertahan hidup sampai akhir penelitian adalah tanaman tomat yang diberi perlakuan larutan gula. Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman, tanaman yang lebih cepat tinggi ditunjukkan pada perlakuan yang disiram dengan larutan tajin, tetapi karena tanaman yang diberi perlakuan tajin mati terserang hama. Karena menurut teori kandungan dari larutan tajin selain sebagai sumber energi dan protein, tajin juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Tajin mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Selain itu, tajin juga mengandung vitamin B1. Vitamin B1 yang terkandung dalam air tajin memiliki peranan di dalam metabolisme dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energy untuk menggerakkan aktivitas di dalam tanaman.
Adapun dalam penelitian yang menggunakan larutan vetcin pertumbuhannya pun cepat, tetapi lebih cepat dengan yang menggunakan larutan tajin. Kandungan utama yang terdapat dalam larutan vetcin ialah natrium. Kandungan natrium ini berperan dalam menyuburkan tanaman. Tanpa natrium, tanaman dalam pertumbuhannya tidak dapat meningkatkan kandungan air pada jaringan daun. Selain mengandung natrium, MSG juga mengandung asam amino. Yang mana asam amino buat tumbuhan berfungsi untuk membantu pertumbuhan tumbuhan pada waktu muda (tunas) untuk merangsang berdaun lebih banyak, selain itu memberikan daya tahan yang lebih terhadap hama dan penyakit. Selain asam amino, MSG juga mengandung sedikit unsur ion hidrogen, yang bila terkena atau tercampur oleh air akan menghasilkan gas yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan batang, lebih efektif lagi untuk tanaman buah.
Dikarenakan tanaman yang masih hidup pada penelitian ini adalah tanaman yang diberi perlakuan larutan gula. Maka pengaruh gula terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman, seringkali dikaitkan dengan metabolisme gula. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa gula dapat berperan sebagai isyarat pengatur yang mengontrol ekspresi beberapa gen yang terlibat dalam berbagai proses siklus hidup tumbuhan. Heksokinase (hexokinase, HXK), merupakan salah satu enzim yang terlibat dalam proses ini (sebagai sensor dan isyarat); bahkan disinyalir dapat berfungsi ganda; baik sebagai katalis maupun berperan dalam fungsi regulasi. Meskipun bukti-bukti lebih lanjut masih diperlukan untuk dapat menjelaskan bagaimana fungsi HXK sebagai sensor gula, telah dibuktikan bahwa fungsi pengisyaratan HXK ini tidak dapat digabungkan dengan fungsinya dalam metabolisme.

VIII.       KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Tanaman tomat yang hidup selama penelitian yaitu tanaman yang diberi perlakuan larutan gula.
2.      Dari penggunaan larutan vetcin, gula, dan tajin dalam penelitian larutan yang paling efektif untuk pertumbuhan tanaman ialah larutan tajin. Hal ini dikarenakan pada larutan tajin (cucian air beras) mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Selain itu, tajin juga mengandung vitamin B1. Vitamin B1 yang terkandung dalam air tajin memiliki peranan di dalam metabolisme dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energy untuk menggerakkan aktivitas di dalam tanaman.
3.      faktor-faktor yang mempengaruhi bertumbuhan tanaman tomat yaitu pemupukan, penyiraman, penjagaan dari gangguan hama, dan sinar matahari.