Senin, 05 Maret 2012

MAKALAH FILSAFAT




A.    PENGERTIAN FILSAFAT
1.       Pengertian secara etimologi dan terminologi
Falsafah atau filsafat secara etimologi menurut Poedjawijatna dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa arab yang juga diambil dan bahasa yunani yaitu philosophia. Dalam bahasa yunani philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas kata philo dan sophia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas yaitu ingin selalu berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, shopia artinya kebijakan.Sehingga arti harfiahnya adalah ilmu tentang kebijaksanaan ataupun seseorang yang cinta kebijakan.
Secara terminologi pengertian filsafat sangat beragam, diantaranya ialah:
a.       Plato (427 SM-347 SM).
Ia merupakan seorang filosof yunani. Ia mengatakan filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. 
b.      Aristoteles (382 SM - 322 SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c.       Al Farabi
Ia merupakan filosof muslim terbesar sebelum Ibnu Sina. Menurutnya Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
d.      Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )
Ia merupakan filosof barat. Menurutnya filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
1.      Apakah yang dapat diketahui ?(jawabannya metafisika )
2.      Apakah yang seharusnya diketahui? (jawabannya Etika )
3.      Sampai dimanakah harapan kita ? (jawabannya Agama )
4.      Apakah itu manusia ? (jawabannya Antropologi )
e.       Poedjawijatna
Filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
f.       Hasbullah Bakry
Ilmu Filsafat adalah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
g.      Bertrand russel
Filsafat sebagai the attempt to answer ultimate question critically.
h.      Mulder
Filsafat sebagai pemikiran teoritis tentang susunan kenyataan sebagai keseluruhan.
i.        William james
A collective name for question which have not been answered to the satisvaction of all that have asked them.[1]
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mencoba menjawab permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa dan merupakan hasil upaya manusia dengan menggunakan akal.Objek yang dipelajari dalam filsafat diantaranya Tuhan, alam dan manusia.
2.      Pengertian Filsafat Berkembang Dari Masa Ke Masa
Mula-mula filsafat diartikan sebagai the love of wisdom atau love for wisdom.Pada fase ini filsafat berarti sifat seseorang yang berusaha menjadi orang yang bijak atau sifat orang yang ingin atau cinta pada kebijakan.
Pada fase ini filsafat juga berarti sebagai kerja seseorang yang berusaha menjadi orang yang bijak.Jadi, yang pertama filsafat sebagai sifat, dan yang kedua filsafat sebagai kerja.
Masih pada fase ini yaitu pada aristoteles, misalnya pengertian filsafat sangat umum, luas sekali.Waktu itu segala usaha dalam mencari kebenaran dinamakan filsafat, begitu pula hasil usaha tersebut.Dikatakan luas sekali karena semua pengetahuan termasuk spesial science, tercakup dalam filsafat.Akibatnya definisi dari Aristoteles tidak dapat dipahami oleh pelajar pada zaman ini karena spesial science telah memisahkan diri dari filsafat.
Definisi filsafat dalam kamus Runes mengatakan bahwa filsafat adalah keterangan rasional tentang sesuatu yang merupakan prinsip umum yang disana seluruh kenyataan dapat dijelaskan, telah membedakan pengetahuan rasional dengan pengetahuan empiris.Pada fase pertama ini wisdom memang luas sekali artinya sebagaimana dijelaskan dalam Encyclopedia of Philosophy bahwa Homerus menyebut tukang kayu sebagai orang yang bijak.
Perkembangan selanjutnya memperlihatkan bahwa pengertian filsafat mulai menyempit, yaitu lebih menekankan pada latihan berpikir untuk memenuhi kesenangan intelektual. Definisi dari Bertrand russel yang mengatakan bahwa filsafat sebagai the attempt to answer ultimate question critically dapat digolongkan pada fase ini. Pada fase ini jelas pengertian filsafat jauh lebih sempit dibandingkan pengertian filsafat pada masa Aristoteles tadi.Tugas filsafat pada masa ini menurut definisi Russel itu yaitu pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh sains.Definisi dari William James berbeda dari definisi Russel.James mengatakan bahwa filsafat ialah kumpulan pertanyaan yang belum pernah terjawab setelah memuaskan.
3.      Pengertian Filsafat Sering Berbeda Antara Tokoh Yang Satu Dengan Yang Lain.
Perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan konotasi filsafat dan terakhir itu dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berbeda serta akibat perkembangan filsafat itu sendiri.Definisi James melihat konotasi filsafat pada pemikiran tentang sesuatu yang tidak pernah terjawab oleh sains secara memuaskan.
Russel melihat konotasi filsafat pada sifat dan objek filsafat.Sifatnya ialah usaha menjawab, objeknya ultimate question. Keyakinan hidup seorang tokoh filsafat, juga keadaan ia beragama selalu tersalurkan ke dalam kata-kata yang digunakannya untuk menjelaskan pengertian filsafat. Pengertian filsafat yang dikemukakan oleh Phytagoras jelas menunjukkan pandangan hidupnya.Ia mengutamakan sophia sebagai perenungan tentang ketuhanan.
4.      Kata Filsafat Digunakan Untuk Menunjuk Barbagai Objek Yang Berbeda.
Pertama, istilah filsafat digunakan sebagai nama bidang pengetahuan, yaitu pengetahuan filsafat, suatu bidang pengetahuan yang ingin mengetahui segala sesuatu secara mendalam.
Kedua, istilah filsafat digunakan untuk menamakan hasil karya.Hasil karya yang mendalam dari Plato disebut filsafat Plato, pengetahuan mendalam Ibn Rusyd disebut filsafat Ibn Rusyd begitu selanjutnya.
Ketiga, istilah filsafat telah digunakan juga untuk menunjuk nama suatu keyakinan. Murder misalnya pernah mendefinisikan filsafat sebagai sikap terhadap perjuangan hidup.
Keempat, istilah filsafat digunakan untuk memberi nama suatu usaha untuk menemukan pengetahuan yang mendalami tentang sesuatu, contohnya definisi dari Langeveld. Disini filsafat berarti berfilsafat.Runes mengatakan bahwa mencari kebenaran serta kebenaran itu sendiri itulah filsafat. Bila ia menjawab tentang sesuatu secara sistematis, radikal, universal, dan bertanggung jawab, maka sistem pemikirannya serta kegiatannya disebut filsafat.
Kelima, yang paling dahulu kita kenal, istilah filsafat digunakan untuk menamakan orang yang cinta pada kebijakan dan ia berusaha mencapainya. Di sini perkataan “ia filosof” berarti ia pencinta dan pencari kebijakn. Masih ada penggunaan kata filsafat selain itu. Dengarkanlah orang berkata, ”Ah, kau itu berfilsafat”. Maksudnya ialah orang yang sok berbelit-belit dalam menguraikan sesuatu.Perkataan berfilsafat disini dalam pengertian negatif.

B.     YANG MENDORONG LAHIRNYA FILSAFAT
Filsafat beasal dari suatu kebudayaan tentang pewarisan kisah-kisah dalam bentuk dongeng takhayul yang diceritakan turun-temurun kepada masyarakat pada suatu daerah, di mana sebiadapnya suatu daerah  pasti memiliki kisah, dan kisah kisah tersebut lama kelamaan berkembang menjadi suatu kepercayaan yang diyakini memiliki kebenaran didalamnya  yang mendorong masarakatnya untuk mencari suatu kebenaran tersebut  kisah-kiasah yang diwariskan.
Orang-orang grik pada zaman dahulu memiliki banyak dongeng dan takhayul, namun dari takhayul dan dongeng tersebut dapat dijadikan dasar untuk mencari sebuah pengetahuan semata-mata hanya untuk dicari kebenarannya.  ( Hatta, Alam fikiran Yunani 1966,1:1-3)
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mendorong lahirnya filsafat menurut hatta adalah karena adanya kisah, dongeng, takhayul yang senantiasa berkembang sehingga timbul filsafat, karena keinginan untuk mengetahui kebenaran pada kcerita-cerita tersebut menjadi faktor pendorong yang kuat dalam lahirnya filsafat.
Di kawasan barat di yakini filsafat bersal dari Yunani lahirnya filsafat di Yunani berawal dari pencitraan orang-orang Yunani terhadap alam sekitarnya, yaitu ketakjuban terhadap keindahan, rahasia yang terdapat pada alam semesta kemudian dari ketakjuban tersebut timbul suat pertanyaan-pertanyaaan yang mendorong mereka untuk mencari tahu tentang kebenarannya, dan ketika kebenaran dari pertanyaan mereka telah terjawab maka akan timbul keinigin tahuan berikutnya yaitu kebenaran tentang jawaban yang mereka peroleh. Dari situlah filsafat yang sederhana mulay dirancang secara sistematis untuk dapt menemukan jawaban yang lebih baik.( Mulder, 1966:44-5)
Selain itu, kesadaran akan pentingnya suatu pengetahuan juga berperan besar dalam lahirnya filosofi, itu terbukti dari timbulnya bermacam pertanyaan-pertanyaan yang timbul akibat adanya suatu permasalahan, namun pertanyaan-pertanyaan yang timbul bukan semata hanya sekedar pertanyaan biasa yang mampu mudah di cari jawabanya dengan riset dan sebagainya, misalkan gula itu rasanya manis, untuk membuktikannya tidak perlu membuat suat u kajian yang mendalam cukup dengan hal sederhana untuk mengetahuinya hanya perlu dengan mencicipinya saja.
Pertanyaan yang tergolong dalam kajian filsafat memiliki tingkat kerumitan tinggi dan perlu adanya kajian mendalam, misalnya pertanyaan tentang alam semesta seperti yang pernah di utarakan oleh seorang filosof Thales, dia mengungkapkan sebuah pertanyaan yang dapat membuat sains terdiam, yaitu “ apakah bahan dari alam? “  pertanyaan tersebut memerlukan kajian mendalam untuk mencari jawabannya. Pertanyaan-pertanyaaan semacam itu bermunculan  di Yunani pada masa itu, dan disebut sebagai era filosof sederhana.
Namun  berbeda ketika era modern filosofi muncul ketika orang-orang mesra sangsi pada suatu jawaban dari sebuah pertanyaan, ataupun sebuah pernyataan. Apa itu sangsi ?sangsi itu satu tingkat dibawah percaya dan satu tingkat diatas tak percaya. Bagi para filosof sangsi merupakan sebuah ganjalan yang sangat menguras fikiran dan tenaga, kesangsian pada suatau jawaban mampu membuat seseorang  berfikir sangat keras dan menimbulkan berbagai pertanyaan dan melahirkan filsafat.

C.    CARA MEMPELAJARI FILSAFAT
Sangat luasnya pembahasan mengenai filsafat, maka menjadi sukar pula orang mempelajarinya, karena filsafat ialah buah pikaran filosof, dari mana hendak dimulai dan bagaimana cara membahasnya agar orang yang mempelajarinya segera mengetahui dan bisa memahaminya. Dalam sesi ketiga pembahasan filsafat ini saya akan menunjukkan cara atau metode yang lazim digunakan dalam mempelajari filsafat dan tanpa bermaksud untuk menggurui karena ulasan ini sangat penting untuk kita pahami demi mempermudah kajian filsafat berikutnya.
Pertama sekali perlu kiranya diketahui bahwa isi filsafat itu amat luas.Luasnya itu disebabkan oleh pertama luasnya objek penelitian (Objek material) filsafat, yaitu segala yang ada dan mungkin ada. Sebab lain ialah filsafat adalah cabang pengetahuan yang tertua. Dan sebab ketiga adalah pendapat filosof tidak ada yang tidak layak dipelajari, tidak ada filsafat yang ketinggalan zaman.
Ada tiga macam metode mempelajari filsafat antara lain dengan cara mempelajari isi atau lapangan pembahasannya yg diatur dalam bidang-bidang tertentu (metode sistematis), dengan mempelajari sejarah perkembangan sejak dahulu kala hingga sekarang (metode historis) dan dengan mempelajari isi dari filasafat itu secara intensif (metode kritis).
Dalam metode sistematis orang membahas langsung isi persoalan ilmu filsafat itu dengan tidak mementingkan urutan jaman perjuangannya masing-masing.Orang membagi persoalan ilmu filsafat itu dalam bidang-bidang tertentu. Misalnya dalam bidang logika dipersoalkan mana yang benar dan mana yang salah menurut pertimbangan akal, bagaimana cara berpikir yang benar dan mana yang salah. Kemudian dalam bidang etika dipersoalkan tentang manakah yang baik dan manakah yang buruk dalam perbuatan manusia yang tidak membicarakan persoalan-persoalan logika atau metafisika. Dalam metode sistematis ini para filsuf kita saling berkonfrontasi satu sama lain dalam bidang-bidang tertentu. Misalnya dalam soal etika kita konfrontasikan saja pendapat-pendapat filsuf jaman klasik (Plato dan Aristoteles) dengan pendapat filsuf jaman pertengahan (Al-Farabi atau Thimas Aquinas) dan pendapat filsuf jaman sekarang 'aufklarung' (Immanuel Kant dan lain-lain) dengan pendapat-pendapat filsuf dewasa ini (Jaspers dan Marcel) dengan tidak usah mempersoalkan aturan periodesasi masing-masing. Cara atau metode ini juga digunakan dalam mengkaji soal-soal logika maupun metafisika dan lain-lain.
Dalam metode historis orang mempelajari perkembangan aliran-aliran filsafat sejak dahulu kala hingga sekarang, yaitu mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Di sini dikemukakan riwayat hidup tokoh-tokoh filsafat di segala masa, bagaimana timbulnya aliran filsafatnya tentang logika, tentang metafisika, tentang etika dan tentang keagamaan.Seperti juga pembicaraan tentang jaman purba dilakukan secara berurutan (kronologis) menurut waktu masing-masing.Misalnya dimulai dimulai dari membicarakan filsafat Thales, membicarakan riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat maupun dalam teori nilai.Lantas dilanjutkan dengan membicarakan Anaximandros, misalnya, lalu Socrates, lantas Kant, dan seterusnya sampai tokoh-tokoh kontemporer.Mengenalkan tokoh memang perlu karena ajarannya biasanya berkaitan erat dengan lingkungan, pendidikan, kepentingannya. Dalam menggunakan metode historis dapat pula orang yang mempelajari menempuh cara lain, yaitu dengan cara membagi babakan sejarah filsafat. Misalnya mula-mula depelajari filsafat kuno (anchient filosophy).Ini biasanya sejak Thalessampai menjelang plothinus, dibicarakan tokoh-tokohnya, ajaran masing-masing, cirri umum filsafat periode itu.Kemudian para pelajar menghadapi filsafat Abad Pertengahan (middle philosophy), lalu filsafat Abad Modern (modern philosophy). Variasi cara mempelajari filsafat dengan cara metode historis cukup banyak. Yang pokok, mempelajari filsafat dengan menggunakan metode historis berarti mempelajari filsafat secara kronologis.Untuk pelajar pemula metode ini baik digunakan.
Dalam metode kritis orang mempelajari filsafat secara intensif.Orang yang mempelajari haruslah sedikit banyak telah memiliki pengetahuan filsafat.Pelajaran filsafat pada tingkat sekolah “pascasarjana” sebaiknya menggunakan metode ini.Di sini pengajaran filsafat dapat mengambil pendekatan sistematis ataupun historis.Langkah pertama ialah memahami isi ajaran, kemudian pelajar mencoba mengajukan kritiknya.Kritik itu mungkin dalam bentuk menentang, dapat juga berupa dukungan terhadapa ajaran filsafat yang sedang dipelajari.Ia mengkritik mungkin dengan menggunakan dengan pendapatnya sendiri ataupun dengan menggunakan pendapat filosof lain.


D.    MACAM – MACAM PENGETAHUAN
Manusia di lahirkan dengan tanpa memiliki pengetahuan, hanya saja Tuhan menganugerahkan akal pikiran dan panca indra kepada manusia. Dengan ini pula, manusia dapat memperoleh pengetahuan. (Q. S Al Nahl: 78).Manusia memiliki kemampuan berpikir dan mempunyai hasrat ingin tahu yang tinggi. Untuk menjawab rasa ingin tahunya tersebut, lantas manusia akan mencari tahu dan akan memperoleh pengetahuan. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Pengetahuan manusia dibagi menjadi tiga bagaian yaitu :
1.      Pengetahuan sains (scientific knowledge)
Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang logis dan didukung oleh bukti empiris. Dalam bentuk yang telah baku, pengetahuan sains itu mempunyai paradigma dan metode tertentu. Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir,  bersikap, dan bertingkah laku. Paradigmanya dapat disebut dengan paradigma positif ( positivistic paradigm) dan metodenya disebut dengan metode ilmiyah ( scientific method). Formula utama dalam pengetahuan sains adalah bukti bahwa itu logis dan tunjukan bukti empirisnya.
2.      Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat adalah sebuah kebenaran yang kebenarannya hanya dipertanggung jawabkan secara logis, tidak empiris. Paradigmanya logis ( logical paradigm) dan metodenya pikir (method of reasons).
3.      Pengetahuan mistik
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris dan tidak juga secara logis.Pengetahuan ini diperoleh melalui rasa dan hati. Objek pengetahuan mistis ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib, Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, dll. Pada umumnya cara memperoleh pengetahuan mistis adalah latihan yang disebut dengan riyadhah, dari sanalah manusia dapat memperoleh pencerahan dan memperoleh pengetahuan.
           
Jadi filsafat ialah sejenis pengetahuan yang diperoleh dengan cara berfikir logis tentang objek yang abstrak logis. Salah satu ciri filsafat yang mudah dilihat ialah kebenarannya hanya diukur dengan kelogisan argumennya, ia tidak dapat diukur secara empiris.

PENGETAHUAN MANUSIA
Macam Pengetahuan
Obyek
Paradigma
Metode
Ukuran
Sains
Empiris
Positivistis
Sains
Logis dan bukti empiris
Filsafat
Abstrak
Logis
Logis
Rasio
Logis
Mistik
Abstrak
Supralogis
Mistis
Latihan
Rasa
keterangan:
pengetahuan sains : obyek empiris, paradima sains, metode sains, kebenarannya ditentukan logis dan bukti empiris
pengetahuan filsafat : oyek abstrak tetapi logis, paradigma logis, metode rasio, ukuran kebenaran logis atau tidak logis
pengetahuan mistik : obyek abstrak supralogis atau metarasional, paradigma mistis, metode latihan riyadlah, ukuran kebenaran ditentukan oleh rasa, yakin,kadang-kadang empiris.

E.     FAEDAH MEMPELAJARI FILSAFAT
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).
Sedangkan menurut S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya: “filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut”. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Berfilsafat itu bererti mengatur hidupnya seinsaf - insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran.Radhakrishnan dalam bukunya “History of Philosophy” menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekadar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan ‘nation’, ras, dan keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan. (Anonim.2011.http://greensdiary.wordpress.com/2011/08/06/filsafat-part-2/)
Dalam artikelnya sunny menjelaskan kegunaan filsafat, antara lain :
1.      Filsafat menolong dan mendidik, membangun diri kita sendiri: dengan berpikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita untuk berpikir untuk hidup sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.
2.      Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara “dangkal” saja, tidak mudah melihat persoalan - persoalan, apalagi melihat pemecahnya. Dalam filsafat kita dilatih melihat dulu apa yang menjadi persoalan, dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkannya.
3.      Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung “akuisme” dan “aku-sentrisme” (dalam segala hal hanya melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku).
4.      Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri, hingga kita takhanya ikut-ikutan saja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, “berdiri-sendiri”,dengan cita-cita mencari kebenaran.
5.      Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya. (Sunny. 2009. :// kuliahfilsafat. blogspot. com/ 2009/ 04/ kepentingan- filsafat. Html)
Socrates disangka gila oleh sebagian orang Athena. Pengadilan menyatakan ia merusak pemuda, si gila yang merenung-renungkan sesuatu di atas awan dan mencari rahasia di bawah bumi, sedangkan lubang di depan rumahnya pun ia tidak tahu. Kalau begitu, apa ada faedahnya mempelajari filsafat?
Sekurang-kurangnya ada empat macam faedah mempelajari filsafat:
1.      Agar terlatih berfikir serius
2.      Agar mampu memahami filsafat
3.      Agar mungkin menjadi filosof
4.      Agar menjadi warga negara yang baik.
Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius.Kemampuan berfikir serius diperlukan oleh orang biasa, penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangu dunia.Plato menghendaki kepala Negara seharusnya filosof. Kemampuan berfikir serius itu, mendalam adalah salah satu cirinya, tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar filsafat merupakan bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir suatu penampakan.(Ahmad Tafsir, 2001:18)

KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan ilmu filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang mencoba menjawab permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa dan merupakan hasil upaya manusia dengan menggunakan akal. Objek yang dipelajari dalam filsafat diantaranya Tuhan, alam dan manusia.
Faktor yang mendorong lahirnya filsafat adalah karena adanya kisah, dongeng, takhayul yang senantiasa berkembang sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dan lahirlah filsafat, karena keinginan untuk mengetahui kebenarandari jawaban pertanyaan pada cerita-cerita tersebut menjadi faktor pendorong yang kuat dalam lahirnya filsafat.
Ada tiga macam metode mempelajari filsafat antara lain dengan cara mempelajari isi atau lapangan pembahasannya yg diatur dalam bidang-bidang tertentu (metode sistematis), dengan mempelajari sejarah perkembangan sejak dahulu kala hingga sekarang (metode historis) dan dengan mempelajari isi dari filasafat itu secara intensif (metode kritis).
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.Pengetahuan manusia dibagi menjadi tiga bagaian yaitu Pengetahuan sains (scientific knowledge), Pengetahuan filsafat dan Pengetahuan mistik.
Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius.Kemampuan berfikir serius diperlukan oleh orang biasa, penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangu dunia.Plato menghendaki kepala Negara seharusnya filosof. Kemampuan berfikir serius itu, mendalam adalah salah satu cirinya, tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan. Belajar filsafat merupakan bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir suatu penampakan.


[1] Ahmad Tafsir. Filsafat umum. Remaja rosda karya. Bandung 2010. Hlm. 9-11

2 komentar:

  1. Saya tertarik dengan dunia Filsafat.
    Saya baru menemukan seorang Filsuf Sunda yang bernama Mandalajati Niskala & belum menemukan Filsuf Sunda lainnya. Coba saja klik di google: Mandalajati Niskala, banyak sulur buah fikiran yang mengagetkan.

    Terima kasih.
    Dyah Ratna P, Kawali.

    BalasHapus
  2. SARAN SAYA JANGAN TERLALU SIBUK “BERARTIKULASI” TENTANG MACAM RAGAM FILSAFAT, TAPI SEBAIKNYA MEMBUAT KARYA FILSAFAT AGAR KITA MENJADI SEORANG FILSUF, YANG BERTANGGUNG JAWAB MENGHADIRKAN KEBENARAN ILMU SANG MAHA PENCIPTA, sebagai mana yang dilakukan oleh Filsuf Sunda Mandalajati Niskala, yang sebagian hipotesisnya sbb:

    1) Menurut para akhli di seluruh Dunia bahwa GRAVITASI BUMI EFEK DARI ROTASI BUMI.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala SALAH BESAR, bahwa Gravitasi Bumi TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN ROTASI BUMI. Sekalipun bumi berhenti berputar Gravitasi Bumi tetap ada.

    2) Bahkan kesalahan lainnya yaitu semua akhli sepakat bahwa panas di bagian Inti Matahari mencapai 15 Juta Derajat Celcius.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala panas Inti Matahari SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN”.
    Beliau menambahkan:“KALAU TIDAK PERCAYA SILAKAN BUKTIKAN SENDIRI”.

    3) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala sangat logis menjelaskan kepada banyak pihak bahwa MATAHARI ADALAH GUMPALAN BOLA AIR RAKSASA YANG BERADA PADA RUANG HAMPA BERTEKANAN MINUS, SEHINGGA DI BAGIAN SELURUH SISI BOLA AIR RAKSASA TERSEBUT IKATAN H2O PUTUS MENJADI GAS HIDROGEN DAN GAS OKSIGEN, YANG SERTA MERTA AKAN TERBAKAR DISAAT TERJADI PEMUTUSAN IKATAN TERSEBUT. Suhu kulit Matahari menjadi sangat panas karena Oksigen dan Hidrogen terbakar, tapi suhu Inti Matahari TETAP SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN.

    4) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala menegaskan: “CATAT YA SEMUA BINTANG TERBUAT DARI AIR DAN SUHU PANAS INTI BINTANG SEDINGIN AIR PEGUNUNGAN. TITIK”.

    5) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Gravitasi ditimbulkan oleh adanya massa pada suatu Zat.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala: “GAYA GRAVITASI BUKAN DITIMBULKAN OLEH ADANYA MASSA PADA SEBUAH ZAT ATAU BENDA”.
    Mandalajati Niskala menambahkan: “Silahkan pada mikir & jangan terlalu doyan mengkonmsumsi buku2 Barat.

    6) Filsuf Sunda Mandalajati Niskala membuat pertanyaan di bawah ini cukup menantang bagi orang-orang yang mau berpikir:
    a) BAGAIMANA TERJADINYA GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
    b) BAGAIMANA MENGHILANGKAN GAYA GRAVITASI DI PLANET BUMI?
    c) BAGAIMANA MEMBUAT GAYA GRAVITASI DI PLANET LAIN YG TIDAK MEMILIKI GAYA GRAVITASI?

    7) Menurut para akhli diseluruh Dunia bahwa Matahari memiliki Gaya Gravitasi yang sangat besar.
    Menurut Filsuf Sunda Mandalajati Niskala Matahari tidak memiliki Gaya Gravitasi tapi memiliki GAYA ANTI GRAVITASI.

    8) Pernyataan yang paling menarik dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala yaitu:
    “SEMUA ORANG TERMASUK PARA AKHLI DI SELURUH DUNIA TIDAK ADA YANG TAHU JUMLAH BINTANG & JUMLAH GALAKSI DI JAGAT RAYA, MAKA AKU BERI TAHU, SBB:
    a) Jumlah Bintang di Alam Semesta adalah 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000
    b) Jumlah Galaksi di Alam Semesta adalah 80.000.000.000.000
    c) Jumlah Bintang di setiap Galaksi adalah sekitar 13.000.000.000.000

    9) Dll produk Filsafat seluruh cabang ilmu dari Filsuf Sunda Mandalajati Niskala YANG SIAP MENCENGANGKAN DUNIA.

    Selamat berfilsafat
    @Sandi Kaladia

    BalasHapus