PENELITIAN FISIOLOGI TUMBUHAN
PENGARUH PEMBERIAN LARUTAN GULA, VETCIN dan AIR TAJIN terhadap
PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT
(Solanum lycopersicum)
Oleh :
1.
Cucu sugiarti
2.
Damu’in
3.
Endah Nurohmah
4.
Nina Duniati
5.
Rika Anita
KELOMPOK 5
T. IPA- Biologi C/ 6
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH
NURJATI
CIREBON
2013
PENGARUH PEMBERIAN
LARUTAN GULA, VETCIN dan AIR TAJIN terhadap PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum)
I.
TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat.
2. Mengetahui larutan mana yang efektif
untuk pertumbuhan tanaman tomat diantara larutan gula, vetcin dan air tajin.
II.
DASAR TEORI
Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama
dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya.Rendahnya produksi tomat di
Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur
teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien.
Faktor lain yang menyebabkan produksi tomat rendah adalah penggunaan pupuk yang
belum optimal serta pola tanam yang belum tepat.
Teknik penyiapan benih tomat
1.
Pilih buah tomat dari tanaman tomat yang
petumbuhannya dan produksinya yang bermutu baik.
2.
Buat setelah dipetik dibiarkan sampai
merekah dan berair (2 - 3 hari).
3.
Biji-biji diambil setelah buah tomat merekah dan cucilah
dengan air bersih, kemudian dikeringkan sehingga kadar airnya paling tinggi
12%.
4.
Biji-biji tomat yang telah dikeringkan dapat langsung disemaikan
atau disimpan terlebih dahulu dalam wadah, misalnya kaleng atau botol kering
sambil menunggu saatnya untuk disemaikan.
a. Air Vetsin
Asam glutamate atau Monosodium Glutamat (MSG) adalah
garam mono Na dari asam glutamat yang disebut accent. Bahan utama
pembuatan MSG adalah asam glutamate dan Natrium Karbonat. Asam Glutamat diperoleh
dari proses fermentasi dari cairan tetes tebu, yang merupakan hasil samping
dari pabrik gula atau dapat dihasilkan secara langsung dari fermentasi
karbohidrat dengan enzim Micrococus glutamaticus (Shreve, 1977). Natrium
karbonat merupakan basa yang banyak digunakan dalam industri-industri
kimia, misalnya kertas, sabun, gelas, dll (Siswono Oetoyo, 1984). Senyawa ini
larut dalam air. Kandungan kimia ini berperan dalam menyuburkan tanaman. Tanpa
natrium, tanaman dalam pertumbuhannya tidak dapat meningkatkan kandungan air
pada jaringan daun. Selain mengandung natrium, MSG juga mengandung asam amino.
Guna asam amino buat tumbuhan adalah membantu pertumbuhan tumbuhan pada waktu
muda (tunas) untuk merangsang berdaun lebih banyak, selain itu memberikan daya
tahan yang lebih terhadap hama dan penyakit. Selain asam amino, MSG juga
mengandung sedikit unsur ion hidrogen, yang bila terkena atau tercampur oleh
air akan menghasilkan gas yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan
batang, lebih efektif lagi untuk tanaman buah.
b. Air Beras
(tajin)
Komposisi kimia beras berbeda-beda tergantung pada
varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi dan protein, beras
juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Sebagian besar karbohidrat
beras adalah pati (85-90%) dan sebagian kecil adalah pentosan, selulosa,
hemiselulosa dan gula. Dengan demikian sifat fisikokimia beras terutama
ditentukan oleh sifat fisikokimia patinya. Protein adalah komponen kedua
terbesar dari beras setelah pati. Sebagian besar (80%) protein beras merupakan
fraksi yang tidak larut dalam air yang disebut protein glutein. Dibandingkan
dengan biji-bijian lainnya, kualitas protein beras lebih baik karena mengandung
lisin-nya lebih tinggi. Lisin tetap merupakan asam amino pembatas yang utama
dalam beras meskipun jumlahnya sedikit. Adapun penjelas logis dan ilmiah
mengenai hal ini adalah karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat
yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan
giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh
(ZPT) buatan. Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan
kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan
akar. Selain itu,air bekas cucian beras juga mengandung vitamin B1. Vitamin B1
yang terkandung dalam air bekas cucian beras memiliki peranan di dalam
metabolisme dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi energy untuk
menggerakkan aktivitas di dalam tanaman. Sehingga dengan demikian, tanaman yang
megalami stres karena kondisi bare root (pengiriman tanpa media) ataupun
dikarenakan pemindahan tanaman ke media baru, segera melakukan aktifitas
metabolisme untuk beradaptasi dengan lingkungan ataupun media yang baru. Untuk
tanaman yg sudah sehatpun akan menjadi lebih tidak mudah stres. Vitamin B1 juga
berfungsi agar tanaman tidak mudah layu, yaitu memaksimalkan penyerapan nutrisi
di dalam tanah dengan kandungan vitamin B1 di dalam air bekas cucian beras
tersebut.
c. Air Gula
Pengaruh
gula terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman, seringkali dikaitkan
dengan metabolisme gula. Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa gula dapat
berperan sebagai isyarat pengatur yang mengontrol ekspresi beberapa gen yang
terlibat dalam berbagai proses siklus hidup tumbuhan. Heksokinase (hexokinase,
HXK), merupakan salah satu enzim yang terlibat dalam proses ini (sebagai sensor
dan isyarat); bahkan disinyalir dapat berfungsi ganda; baik sebagai katalis
maupun berperan dalam fungsi regulasi. Meskipun bukti-bukti lebih lanjut masih
diperlukan untuk dapat menjelaskan bagaimana fungsi HXK sebagai sensor gula,
telah dibuktikan bahwa fungsi pengisyaratan HXK ini tidak dapat digabungkan
dengan fungsinya dalam metabolisme.
Gula terlibat dalam kontrol pertumbuhan dan
penuaan tanaman. Contohnya pada over- atau under-ekspresi tanaman tembakau,
tomat, atau wortel transgenic dapat mengubah metabolisme sukrosa, tunas, bentuk
daun dan penuaan. Namun belum jelas bagaimana peran HXK terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman hingga fase benih. Oleh karenanya, maka penelitian
biasanya dilakukan dengan pendekatan secara fisiologi dan molecular.
Beberapa
studi sudah mengunkap adanya peran Arabidopsis thaliana hexokinases (AtHXK1 dan
AtHXK2) dalam menekan kerja gen fotosintesis dan awal perkembangan benih. Namun
masih belum jelas, bagaimana HXK dapat mengatur ekspresi dari beragam gen
pengatur gula. Berdasarkan hasil analisis ekspresi gen pada tanaman
transgenik-HXK (tanaman yang ditransfer dengan gen HXK), dinyatakan bahwa ada
tiga jalur signal transduksi glukosa terpisah, yakni:
1. AtHXK1dependent
(ekspresi gen berkaitan dengan AtHXK1-fungsi signal mediasi).
2. Glikolisis-dependent
(dipengaruhi aktivitas katalis --AtHXK1 dan YHXK2 heterolog--).
3. AtHXK1independent
(ekspresi gen tidak tergantung kepada AtHXK1)
Penelitian
lebih lanjut terhadap Arabidopsis transgenic HXK, mengungkap adanya peran dari
HXK dalam glukosa –tergantung pertumbuhan dan umur. Tidak tersedianya glukosa
(dari luar), menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman (pada benih, hanya
sampai pada tahap perkembangan daun saja setelah tiga minggu dikultur dengan
medium MS). Namun, keberadaan glukosa pada tanaman transgenic over-ekspresi Arabidopsis
atau yeast HXK justru menghambat pertumbuhan dan perkembangan daun, sedangkan
pada transgenic under-ekspresi AtHXK1 menghambat proses penuaan. Penelitian ini
mengungkap adanya jalur transduksi ganda yang mengontrol beberapa gen dan
proses-prosesnya yang berkaitan erat dengan tahapan perkembangan dan kondisi
lingkungan.
III.
HIPOTESIS
Ha.Larutan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
tomat.
Ho.Larutan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman tomat.
IV.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat-alat
yang digunakan :
·
7 buah Polybag
ukuran sedang
·
Sendok semen untuk mengambil tanah
·
Gunting
·
Plastik
·
pengaduk
·
sendok
·
botol
·
Benang untuk mengukur diameter
·
Penggaris
·
Alat tulis
·
Label
b. Bahan :
·
Tanah subur
·
Pupuk organik
·
Biji tomat
·
Air biasa
·
Air vetcin
·
Air cucian beras
·
Air Gula
V. PROSEDUR
KERJA
1.
Memilih buah tomat yang matang dan
berkualitas baik.
2.
Mengambil biji tomat dan mejemur sampai
kering selama 2 hari
3.
Memilih biji tomat yang unggul dengan cara
direndam selama 10 menit
4.
Menyiapkan tujuh buah polybag berukuran
sedang
5.
Mencampur tanah dengan pupuk organik
dengan perbandingan 3:1
6.
Memasukkan tanah yang sudah dicampur pupuk
ke dalam polybag
7.
Membuat larutan vetcin 2,7 gram dengan air
200 ml
8.
Membuat larutan vetcin 5,4 gram dengan air
200 ml
9.
Membuat larutan gula, 1 sendok makan
dengan air 200 ml
10. Membuat larutan gula, 2 sendok
makan dengan air 200 ml
11. Membuat larutan air tajin encer
dan pekat masing-masing 200 ml
12. Menyimpan 200 ml air biasa
sebagai kontrol
13. Memberi label pada
masing-masing polybag dan larutan
14. Menanam biji tomat
masing-masing 5 buah ke dalam polibag
15. Menyiram masing-masing polybag
dengan air atau larutan sebanyak 3 tutup botol.
16. Mengamati pertumbuhan tanaman
tomat selama ±
3 bulan
17. Mencatat hasil pengamatan
VI.
TABEL
PENGAMATAN
No
|
Tanggal
|
Ket.
|
Perlakuan terhadap tomat
|
||||
|
|
|
Vetcin
|
Gula
|
Tajin
|
Kontrol
|
|
1
|
10-03-2013
|
T
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
D
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
JD
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Wd
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bg
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
17-03-2013
|
T
|
5,5 cm
|
4,5 cm
|
5,5 cm
|
5 cm
|
|
|
|
D
|
1,5 cm
|
2 cm
|
1,8 cm
|
1,5 cm
|
|
|
|
JD
|
4
|
2
|
4
|
4
|
|
|
|
WD
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
Hijau
|
|
|
|
Bg
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
3
|
24-03-2013
|
T
|
8 cm
|
7 cm
|
8,5 cm
|
9 cm
|
|
|
|
D
|
2 cm
|
2 cm
|
2,5 cm
|
2 cm
|
|
|
|
JD
|
4
|
3
|
4
|
4
|
|
|
|
WD
|
Hijau
|
Hijau pucat
|
Hijau segar
|
Hijau
|
|
|
|
Bg
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
4
|
31-03-2013
|
T
|
11 cm
|
8 cm
|
10 cm
|
11 cm
|
|
|
|
JD
|
5
|
4
|
4
|
7
|
|
|
|
WD
|
Hijau tua segar
|
Kuning bercampur hijau
|
Hijau muda
|
Hijau
|
|
|
|
Bg
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5
|
07-04-2013
|
T
|
-
|
8,5 cm
|
13,5 cm
|
11 cm
|
|
|
|
JD
|
-
|
5
|
6
|
-
|
|
|
|
WD
|
-
|
Hijau muda
|
Hijau tua
|
-
|
|
|
|
Bg
|
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
6
|
14-04-2013
|
T
|
-
|
16 cm
|
-
|
-
|
|
|
|
JD
|
-
|
7
|
-
|
-
|
|
|
|
WD
|
-
|
Hijau muda
|
-
|
-
|
|
|
|
Bg
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
7
|
21-04-2013
|
T
|
-
|
20 cm
|
-
|
-
|
|
|
|
JD
|
-
|
9
|
-
|
-
|
|
|
|
WD
|
-
|
Hijau tua
|
-
|
-
|
|
|
|
Bg
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
8
|
28-04-2013
|
T
|
-
|
24 cm
|
-
|
-
|
|
|
|
JD
|
|
11
|
-
|
-
|
|
|
|
WD
|
-
|
Hijau tua
|
-
|
-
|
|
|
|
Bg
|
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
9
|
05-05-2013
|
T
|
-
|
28 cm
|
-
|
-
|
|
|
|
JD
|
-
|
13
|
-
|
|
|
|
|
WD
|
-
|
Hijau tua
|
-
|
-
|
|
|
|
Bg
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
10
|
12-05-2013
|
T
|
-
|
30 cm
|
-
|
|
|
|
|
JD
|
-
|
16
|
-
|
-
|
|
|
|
WD
|
-
|
Hijau tua
|
-
|
-
|
|
|
|
Bg
|
-
|
3
|
-
|
-
|
|
|
|
Bu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Grafik pertumbuhan tinggi batang
VII.
PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan yaitu
mengenai pengaruh pemberian larutan vetcin, gula, dan tajin terhadap
pertumbuhan tanaman tomat Solanum lycopersicum. penelitian ini dilakukan
selama 10 minggu, dimulai dari hari minggu pada tanggal 10 Maret 2013 sampai 12
Mei 2013. Penelitian ini dilatr belakangi adanya fenomena yang berkembang di
masyarakat, khususnya dikalangan ibu rumah tangga yang gemar bercocok tanam dan
menghias pekarangan rumahnya dengan tanaman buah seperti cabai dan tomat
sebagai bumbu pelengkap masakan. Tanaman-tanaman tersebut tumbuh subur dengan
pemberian vetcin. selain itu berdasarkan referensi yang diperoleh tanaman tomat
juga dapat tumbuh baik dengan pemberian tajin dan larutan gula. Oleh sebab itu,
penelitian dilakukan untuk membandingkan dari ketiga jenis larutan tersebut
mana yang lebih baik dan efektif bagi
pertumbuhan tomat.
Media yang digunakan yaitu dari campuran tanah, pupuk organik dan sekam
dengan perbandingan 1:2:3 secara berturut-turut. Dibuat menjadi empat polybag
yang mana terdiri dari tanaman kontrol (tanpa perlakuan), tanaman yang diberi
perlakuan larutan vetcin, gula dan tajin. Sebelumnya telah disiapkan benih
terlebih dahulu, benih yang digunakan
diperoleh dari buah tomat yang sudah matang sempurna. Untuk pemilihan
benih yang baik itu dilakukan perendaman biji, biji yang terpilih jika berada
didasar air atau yang tenggelam. Penanaman biji pada masing-masing polybag
sebanyak sepuluh biji. Setelah penanaman selesai pada hari berikutnya barulah
perlakuan larutan disiramkan. Pemberian masing-masing larutan perharinya
sebanyak dua kali yaitu pagi dan sore. Pengukuran yang dilakukan yaitu setiap
satu minggu sekali.
Adapun hasil pengukuran pada minggu pertama diperoleh data dari tanaman
yang diberi perlakuan vetcin dengan tinggi 5.5 cm, lebar daun 1.5 cm, jumlah
daun 4 dan warna daun hijau. Dari tanaman yang diberi perlakuan gula dengan
tinggi 4 cm, lebar daun 2 cm, jumlah
daun 2 dan warna daun hijau. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan
tinggi 5.5 cm, lebar daun 1.8 cm, jumlah
daun 4 dan warna daun hijau. Dan untuk mengetahui perbandingan dengan tanaman
yang tanpa diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 5 cm, lebar daun 1.5 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau.
Pengukuran minggu kedua diperoleh data dari tanaman yang diberi
perlakuan vetcin dengan tinggi 8 cm, lebar daun 2 cm, jumlah daun 4 dan warna
daun hijau. Dari tanaman yang diberi perlakuan gula dengan tinggi 7 cm, lebar
daun 2 cm, jumlah daun 3 dan warna daun
hijau pucat. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan tinggi 8.5 cm,
lebar daun 2.5 cm, jumlah daun 4 dan
warna daun hijau. Dan untuk mengetahui perbandingan dengan tanaman yang tanpa
diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 9 cm, lebar daun 2 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau.
Pengukuran minggu ketiga diperoleh data dari tanaman yang diberi
perlakuan vetcin dengan tinggi 11 cm,
jumlah daun 5 dan warna daun hijau tua segar. Dari tanaman yang diberi
perlakuan gula dengan tinggi 8 cm, jumlah daun 4 dan warna daun hijau bercampur
kuning. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan tinggi 10 cm, jumlah
daun 4 dan warna daun hijau muda. Dan untuk mengetahui perbandingan dengan
tanaman yang tanpa diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 11 cm, jumlah
daun 7 dan warna daun hijau.
Pengukuran minggu keempat tidak diperoleh data dari tanaman yang diberi
perlakuan vetcin, karena tanaman telah mati terserang hama. Dari tanaman yang
diberi perlakuan gula dengan tinggi 8.5 cm, jumlah daun 5 dan warna daun hijau
bercampur kuning. Dari tanaman yang diberi perlakuan tajin dengan tinggi 13.5
cm, jumlah daun 6 dan warna daun hijau tua. Dan untuk mengetahui perbandingan
dengan tanaman yang tanpa diberi perlakuan dihasilkan data dengan tinggi 11 cm.
Pengukuran minggu kelima sampai minggu ke sepuluh tidak diperoleh data
dari tanaman yang diberi perlakuan vetcin, tajin, dan kontrol karena tanaman
telah mati terserang hama. Adapun hama yang menyerang yaitu ayam, dan burung.
Dari tanaman yang diberi perlakuan gula sampai akhir minggu penelitian
diperoleh data dengan tinggi tanaman 30 cm, jumlah daun 16, warna daun hijau tua dan sedang dalam
keadaan berbunga.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, tanaman yang bertahan hidup
sampai akhir penelitian adalah tanaman tomat yang diberi perlakuan larutan gula.
Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman, tanaman yang lebih cepat
tinggi ditunjukkan pada perlakuan yang disiram dengan larutan tajin, tetapi
karena tanaman yang diberi perlakuan tajin mati terserang hama. Karena menurut
teori kandungan dari larutan tajin selain sebagai sumber energi dan
protein, tajin juga mengandung berbagai unsur mineral dan vitamin. Tajin mempunyai
kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya
hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang
tumbuh (ZPT) buatan. Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan
kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan
akar. Selain itu, tajin juga mengandung vitamin B1. Vitamin B1 yang terkandung
dalam air tajin memiliki peranan di dalam metabolisme dalam hal mengkonversikan
karbohidrat menjadi energy untuk menggerakkan aktivitas di dalam tanaman.
Adapun dalam penelitian yang menggunakan larutan vetcin
pertumbuhannya pun cepat, tetapi lebih cepat dengan yang menggunakan larutan
tajin. Kandungan utama yang terdapat dalam larutan vetcin ialah natrium. Kandungan
natrium ini berperan dalam menyuburkan tanaman. Tanpa natrium, tanaman dalam
pertumbuhannya tidak dapat meningkatkan kandungan air pada jaringan daun.
Selain mengandung natrium, MSG juga mengandung asam amino. Yang mana asam amino
buat tumbuhan berfungsi untuk membantu pertumbuhan tumbuhan pada waktu muda
(tunas) untuk merangsang berdaun lebih banyak, selain itu memberikan daya tahan
yang lebih terhadap hama dan penyakit. Selain asam amino, MSG juga mengandung
sedikit unsur ion hidrogen, yang bila terkena atau tercampur oleh air akan
menghasilkan gas yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan batang,
lebih efektif lagi untuk tanaman buah.
Dikarenakan tanaman yang masih hidup pada penelitian ini
adalah tanaman yang diberi perlakuan larutan gula. Maka pengaruh gula terhadap pertumbuhan
dan perkembangan pada tanaman, seringkali dikaitkan dengan metabolisme gula.
Namun, bukti terbaru menunjukkan bahwa gula dapat berperan sebagai isyarat
pengatur yang mengontrol ekspresi beberapa gen yang terlibat dalam berbagai
proses siklus hidup tumbuhan. Heksokinase (hexokinase, HXK), merupakan salah
satu enzim yang terlibat dalam proses ini (sebagai sensor dan isyarat); bahkan
disinyalir dapat berfungsi ganda; baik sebagai katalis maupun berperan dalam
fungsi regulasi. Meskipun bukti-bukti lebih lanjut masih diperlukan untuk dapat
menjelaskan bagaimana fungsi HXK sebagai sensor gula, telah dibuktikan bahwa
fungsi pengisyaratan HXK ini tidak dapat digabungkan dengan fungsinya dalam
metabolisme.
VIII.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Tanaman tomat yang hidup selama
penelitian yaitu tanaman yang diberi perlakuan larutan gula.
2.
Dari penggunaan larutan vetcin,
gula, dan tajin dalam penelitian larutan yang paling efektif untuk pertumbuhan
tanaman ialah larutan tajin. Hal ini dikarenakan pada larutan tajin (cucian air
beras) mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat
bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Auksin bermanfaat
untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan
giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar. Selain itu,
tajin juga mengandung vitamin B1. Vitamin B1 yang terkandung dalam air tajin memiliki
peranan di dalam metabolisme dalam hal mengkonversikan karbohidrat menjadi
energy untuk menggerakkan aktivitas di dalam tanaman.
3.
faktor-faktor
yang mempengaruhi bertumbuhan tanaman tomat yaitu pemupukan, penyiraman,
penjagaan dari gangguan hama, dan sinar matahari.
referensi ini sangat membantu bagi sy ketika sy ingin memulai penanaman budi daya tomat.. trima kasih, ditunggu berikutnya..!!!
BalasHapusArchitectural Consultant in Dubai
BalasHapusArchitectural Firms in Dubai