Kamis, 21 Juli 2011

yuk,,, budayakan untuk menulisss............

PENTINGNYA MEMBUDAYAKAN KARYA TULIS
Oleh : Endah Nurohmah
Biologi – C / 2

Indonesia merupakan Negara kesatuan yang memiliki wilayah yang luas dan salah satu Negara yang penduduknya terbanyak di dunia. Seharusnya kita bangga dengan hal tersebut. Akan tetapi saya merasa teriris hati ketika saya membaca sebuah artikel yang berjudul “membangun mesin reproduksi pengetahuan” yang ditulis oleh A. Chaedar Alwasilah. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa Indonesia tidak termasuk dalam 200 universitas terhebat di dunia, Sedangkan empat universitas tetangga terdekat kita seperti national University of Singapore yang menduduki peringkat 16. Penilaian itu diambil dari keunggulan dalam pengajaan penelitian dan reputasi internasional. Mengapa Indonesia tidak mampu masuk? Padahal kita semua telah mengetahui bahwa di Indonesia terdapat uiversitas yang cukup terkemuka misalnya UI dan ITB yang dapat mencetak para ilmuan dan juara – juara olimpiade tingkat internasional, universitas itupun tidak mampu masuk ke dalam 200 universitas terhebat.
Dalam tulisan itu penulis hanya cenderung menyoroti aspek poduksi karya tulis yang cenderung dianggap enteng oleh kampus. Padahal sebenarnya sebuah karya tulis itu sangat berpengaruh penting terhadap pengetahuan serta akan berpengaruh terhadap loyalitas dari sebuah perguruan tinggi tersebut. Melalui karya tulis kita dapat memperlihatkan kepada dunia luar seberapa besar kualitas kemampuan yang dimiliki . melalui karya tulis juga dapat dijadikan wadah transfer ilmu pengetahuan kepada orang lain.
Penulis menyebutkan bahwa jika seorang dosen tidak berbudaya tulis maka perguruan tinggi tersebut masih dianggap meble. Hal itu mencerminkan bagaimana pentingnya sebuah karya tulis. Salah satu kelemahan di Indonesia ialah dalam bidang berkarya tulis. dalam wacana tersebut dikatakan bahwa mayoritas ilmuan Indonesia tidak berkarya tulis . Mungkin belum banyak dosen di Indonesia yang mampu membuat sebuah karya tulis yang diakui dan di kutip oleh ilmuan di Negara lain. Bahkan untuk di gunakan di perguruan tinggi yang di pegangnyapun masih lemah. Menurut mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Indonesia , ada dosen yang menggunakan buku acuan perkuliahannya dalam bahasa asing sedangkan para mahasiswa nya tidak begitu mampu menguasai bahasa tersebut. Kemampuan dalam berbahasa juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Penyebab lain dari rendahnya semangat berkarya tulis itu karena kurangnya penghargaan dari pihak perguruan tinggi ataupun pemerintah terhadap seorang ilmuan yang dapat menulis sebuah karya. Sehingga menyebabkan ilmuan Indonesia tidak betah tinggal di negaranya sendiri , mereka cenderung lebih memilih tinggal di Negara orang lain. Hal itu kerena mereka lebih dihargai oleh Negara lain yang sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Sungguh disayangkan mereka dapat mensukseskan perguruan tinggi Negara lain sedangkan yang ada di Negaranya tidak. Kemampuan dalam membaca juga berpengaruh terhadap terciptanya reproduksi pengetahuan. Dari sebuah penelitian mengatakan , ternyata minat baca dari masyarakat Indonesia itu berkurang. Padahal pada zaman sekarang ini kita dapat memperoleh bahan bacaan dari berbagi macam sumber misalnya dari internet. Akan tetapi masyarakat cenderung menggunakan internet hanya sebatas untuk bermain – main saja. Kasus penjiplakan karya tulis juga menjadi kendala terhadap kesuksesan pendidikan di Indonesia. Penjiplakan tersebut mencerminkan ketidak kreatifan masyarakat Indonesia . penguasaan bahasa asingpun menjadi sebuah kendala terhadap terciptanya karya tulis yang dapat diakui oleh dunia.
Penulis juga menyinggung terhadap manajemen keilmuan internal di perguruan tinggi yang cenderung lebih mengutamakan pencapaian gelar sebagai indikator keberhasilan akademis, padahal yang menjadi ukuran pada forum internasional adalah karya tulis mereka. Sebuah perguruan tinggi merasa bangga jika memiliki mahasiswa yang banyak dan lulusannya yang banyak. Hal demikian termasuk keunggulan dalam kuantitas akan tetapi hal tersebut belum tentu mencakupi keunggulan dalam kualitas. Menurut saya sebaiknya pihak perguruan tinggi harus lebih mengutamakan kualitas di banding dengan kuantitas , karena jika mementingkan kuantitas tanpa diiringi dengan kualitas yang tercipta bukanlah kesuksesan melainkan pengangguran walaupun lulusan dari perguruan tinggi ternama. Pada kehidupan bermasyarakat kualitaslah yang sangat diperlukan.
Berbagai fakta tentang kelemahan pendidikan di Indonesia terutama yang bersangkutan dengan karya tulis tertuang dalam wacana tersebut. Kita sebagai mahasiswa selayaknya merasa tergugah hati untuk membudayakan membuat karya tulis . Dalam sebuah peribahasa mengatakan bahwa “ala bisa karena biasa”. walaupun sebuah karya tulis itu hanya berbentuk sebuah artikel. Jika kita telah terbiasa dengan menulis maka suatu sa’at dapat membuat karya tulis yang bagus. Selain membudayakan karya tulis , kita juga harus membiasakan untuk membaca , karena dengan membaca dapat memperluas wawasan dan mempermudah kita dalam menulis. Yakinlah jika kita mempunyai kemauan maka disitu ada jalan.
................